KOTAK PENCARIAN:

Kamis, 06 Oktober 2011

Cara Berkomunikasi Dengan Anak

iklan1
Sering kali orang tua malas atau susah untuk berkomunikasi dengan anak, karena meskipun setiap hari berjumpa dengan seluruh anggota keluarga tetapi belum tentu terjadi komunikasi perbincangan dari hati ke hati dengan anggota keluarga yang lain. berkomunikasi mudah-mudah susah, mudah jika kita mengetahui trik-nya, susah jika kita tidak proaktif. Di tulisan sebelumnnya (ini dan ini) orang tua disarankan untuk dapat menciptakan komunikasi, mengajak anak untuk mengobrol sesuatu meskipun sebentar atau ringan. Meskipun pembicaraan atau obrolan tersebut sebentar tetapi sangat bermakna bagi kemajuan si anak. Jangan lupa bahwa anak-anak belajar dari apa yang dia lihat di dalam rumah, di sekitarnya, termasuk orang tua dia. Inilah 10 cara berkomunikasi dengan anak, tetapi sebelumnya perlu diketahui obrolan bisa berkaitan dengan apa yang mereka pelajari di sekolah serta apa yang ingin mereka capai. Tingkat keberhasilan anak yang orangtuanya yang selalu mengikuti kemajuan anaknya di sekolah akan lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang orangtuanya jarang mengajaknya berbicara.
Dan berikut ini 10 cara berkomunikasi dengan anak, cara sederhana untuk memulai obrolan atau pembicaraan bahkan menceritakan pengalamannya.
  1. Jadilah pendengar yang baik, Jika ingin anak mau menceritakan sesuatu hal, segera hentikan kegiatan yang sedang Anda lakukan ketika itu. Jika tidak, si anak akan merasa tidak dipedulikan dan mengangggap Anda tidak punya waktu untuknya. Hindari juga untuk memotong pembicaraan si anak, jika dia marah, ketakutan, gembira dan sebagainya biarkan dia untuk mengungkapkannya. Sebaliknya ketika si anak mendengarkan perkataan Anda, Anda boleh saja untuk curhat tetapi yang sesuai dengan usia mereka. Dengan menjadi pendengar yang baik dan mendapat perhatian dari Anda, hal itu merupakan pemberian yang terbaik bagi anak.
  2. Tenang dan jujur, Hindari untuk mengucapkan kata-kata yang tidak pantas atau yang bisa menyakitkan bagi dia sebagai ungkapan rasa marah atau frustrasi. Anak akan belajar menjadi pendengar yang baik dan percaya pada apa yang Anda katakan bila Anda berbicara dengan jujur, benar, dan tenang. Rasa percaya dan menghormati itu datangnya dari kejujuran dan ketulusan Anda sendiri. Jika Anda tidak bersungguh-sungguh sebaiknya jangan katakan hal yang tidak perlu Anda katakan itu.
  3. Pembicaraan dua arah, Jika berbicara dengan anak, berilah mereka pilihan. Biarkan mereka merasa sedang mengobrol dengan Anda, bukan sedang diatur oleh Anda. Ciptakan komunikasi dua arah dengan suasana yang menyenangkan, bukan dengan komunikasi satu arah, dan apalagi dengan sikap mendikte.
  4. Hindari pertanyaan yang bertubi-tubi, Usahakan agar Anda tidak menguasai pembicaraan. Jika si anak curhat dan merasa Anda terlalu cerewet atau bahkan kecewa dengan ceritanya, kemungkinan di lain waktu ketika dia mempunyai masalah, si anak kemungkinan tidak akan membagi cerita kepada Anda.
  5. Berilah dukungan, Ketika si anak sudah mulai mempercayakan ceritanya kepada Anda, mereka harus merasa lega, merasakan dukungan Anda, terinspirasi, dan bersemangat. Jangan membuat mereka merasa bersalah atau apalagi kecewa. Jika anak datang kepada Anda dan menceritakan masalahnya, coba untuk dengarkan dengan penuh perhatian serta beri dukungan seperti “Bunda yakin kamu bisa atasinya”, “Bunda ada di sini koq dan siap membantumu”, dan sebagainya.

Tidak ada komentar: